Halaman

Halaman facebook kami

Jumat, 27 Juli 2012

Timnas Indonesia Dilumat Malaysia 0-6

Tim Nasional Indonesia U-22 harus mengakui ketangguhan lawannya Malaysia Selection. Dalam laga uji coba tanpa penonton yang digelar di Gelora Bung Karno, Jumat (27/07) Indonesia U-22 harus menyerah dengan kekalahan telak 0-6.

Malaysia Selection yang diperkuat beberapa pemain asing memulai pertandingan dengan mengambil inisiatif serangan. Hasilnya, di menit kedua, mereka mendapatkan sebuah sepak pojok. Di menit ketujuh, sepak pojok kedua kembali didapatkan Malaysia Selection setelah umpan silang dari sisi kiri dihalau bek Indonesia.
Gol pertama Malaysia hadir di menit 11 melalui Ahmad Hazwan yang berhasil memanfaatkan bola rebound hasil penyelamatan gemilang Aji Saka. Skor kemudian berubah menjadi 2-0 di menit 16. Adalah Michael Kubala yang menambah keunggulan Malaysia Selection melalui titik penalti.
Pada menit 31, Malaysia kembali unggul lewat gol Azrif Nazrulhaq dan semakin memperlebar jarak selang tiga menit setelahnya lewat Amri Yahya. 4-0 Malaysia Selection unggul sementara.
Kebobolan empat gol dalam setengah jam membuat timnas Indonesia U-22 berusaha memperkecil keunggulan. Pada menit ke-38, Indonesia U-22 mendapat sepak pojok. Sial bagi Indonesia, bek Malaysia berhasil menyapu bola di dalam kotak penalti.
Di masa injury time babak pertama, Malaysia kembali menambah gol. Bermula dari blunder pemain belakang Indonesia U-22, Amri Yahya kembali memperdaya Aji Saka. Sedangkan gol terakhir Malaysia Selection tercipta melalui Shukor Adnan di menit 67.
Ketatnya pertahanan Malaysia Selection dan kurangnya efektivitas penyelesaian membuat Indonesia tak berhasil mencetak gol. Pertandingan pun berakhir dengan kemenangan telak 6-0 untuk Malaysia Selection.

Minggu, 22 Juli 2012

Aremania Fanatik, Kapasitas Stadion Kanjuruhan Harus Ditambah


Aremania adalah suporter paling konsisten saat memberikan dukungan secara langsung ke Arema Indonesia terutama yang berkompetisi di Indonesia Super League (ISL) saat menjalani pertandingan kandang di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Malang sepanjang musim 2011/2012.

Praktis, stadion yang berkapasitas 35 ribu tempat duduk itu selalu penuh terisi terutama saat putaran kedua berjalan. Tingginya animo Aremania saat pertandingan kandang Arema menjadi perhatian serius manajemen tim berjuluk Singo Edan ini. Home base Arema yang tak lagi mampu menampung ribuan Aremania, membuat usulan untuk menambah kapasitas stadion Kanjuruhan harus segera direalisasikan.
Media Officer Arema ISL, Sudarmaji menjelaskan kapasitas Stadion Kanjuruhan akan ditambah dengan tribun berdiri di sisi selatan dan utara atau menambah tempat duduk disisi paling atas atau terluar. Jika bisa terealisasi maka kapasitas stadion akan bertambah menjadi sekitar 40 ribu dari semula 35 ribu.
Dijelaskan Sudarmaji, membludaknya penonton di Kanjuruhan ini lantaran proses regenarasi Aremania yang cukup cepat. “Kita mengusulkan ke pemerintah daerah untuk menambah kapasitas stadion, ini barus sebatas usulan. Lokasinya di tribun berdiri utara dan selatan, dengan dua tribun tambahan itu jumlah tempat duduk akan bertambah sekitar 5 ribu sampai 7 ribu,” terangnya.
Apabila usulan itu disepakati dan ada penambahan kapasitas tempat duduk, selain memberi kesempatan Aremania yang selama ini tak tertampung, maka pendapatan manajemen Arema akan bertambah.
“Kalau jadi nambah, pendapatan Arema dari sektor tiket akan meningkat, tidak hanya Arema, Pemda juga dari pajak tontonan. Disamping Aremania bisa tertampung lihat Arema,” tandas ketua Panpel Arema ISL, Abdul Haris secara terpisah.

QPR Pilih Persebaya Karena Bonek

Queens Park Rangers sengaja memilih Persebaya karena faktor kekuatan klub dan pendukungnya.

Hal ini dikemukakan orang nomor dua QPR, Datuk Kamaruddin, Deputi CEO Air Asia, dalam jumpa pers, di Hotel Bumi, Minggu (22/7/2012) malam.

"Biasanya tim Eropa lebih memilih bertanding dengan tim nasional. Namun kami memilih bertanding dengan klub, sebagaimana di Malaysia, melawan Sabah dan Kelantan," kata Kamaruddin.

Kenapa memilih Persebaya? "Persebaya pasukan yang kuat dan fans klubnya kuat, Bonek luar biasa," kata Kamaruddin.

Kamaruddin berharap di Surabaya, bisa melihat pemain berpotensi dan berbakat yang bisa diorbitkan.

Arema ISL Pertahankan Mayoritas Skuad Lama

Manajemen Arema Indonesia yang berkompetisi di Indonesia Super League mengisyaratkan akan mempertahankan sebagian besar skuad lama untuk musim depan.

Media officer Arema, Sudarmaji mengatakan bahwa tidak akan ada perubahan signifikan untuk komposisi pemain musim depan, apalagi rapor pemain musim ini juga menunjukkan nilai yang sangat bagus.

"Sekarang kami memang belum bisa mengumumkan siapa saja pemain yang bakal dipertahankan dan dicoret. Kami berharap semua pihak bisa bersabar terkait evaluasi pemain ini, pasti dalam waktu dekat ini kami umumkan pada publik," katanya.Meskipun akan mempertahankan sebagian besar skuad musim lalu, namun manajemen Arema tak memberi garansi bahwa ikon klub akan tetap aman dari evaluasi manajemen.

Menurut Darmaji, evaluasi tim akan dilakukan secara fair dan menyeluruh dan akan segera diumumkan ke publik paling lambat pekan depan.

"Paling lama pekan depan hasil evaluasi dan siapa saja pemain yang layak dipertahankan atau dicoret ini kami umumkan pada publik. Dan, kami juga harus mulai berburu pemain untuk mengisi posisi pemain yang dicoret," ujarnya.

La Nyalla: Timnas Hanya 'Ekor' Masalah PSSI

- Ketua Umum PSSI hasil Kongres Luar Biasa La Nyalla Mahmud Mattalitti mengatakan, persoalan pembentukan Timnas Indonesia di bawah PSSI adalah merupakan "ekor" dari banyak permasalahan yang telah dibuat rumit oleh PSSI kepengurusan Djohar Arifin dan bukan "kepala".

"Kalau diumpamakan, persoalan pembentukan Timnas adalah ekor, sedangkan kepala permasalahannya adalah organisasi yang selama ini telah dibuat rumit dan kacau oleh PSSI kepengurusan Djohar Arifin," ujar La Nyalla ketika diwawancarai, Ahad (22/7).

Hal itu dikatakan La Nyalla ketika dimintai tanggapannya atas pernyataan anggota Joint Committee (JC) dari pihak PSSI Djohar, Todung Mulya Lubis yang mengatakan bahwa persoalan Timnas bukanlah merupakan kewenangan JC.

Menanggapi hal itu La Nyalla mengatakan, dalam hal ini Todung Mulya Lubis telah sengaja melakukan pendangkalan atas peran Joint Committee sekaligus melakukan penghinaan kepada FIFA dan AFC yang telah menyusun konsep dasar pembentukan JC sebagai upaya penyelesaian kisruh dalam organisasi agar PSSI terhindar dari sanksi FIFA.

"Diantara tugas Joint Commitee adalah menyelesaikan dualisme organisasi, sedangkan di dalam dualisme organisasi ini banyak sekali masalah yang harus diselesaikan, salah satunya adalah mekanisme pembentukan Timnas," ujarnya.

Ketika ditanya mengapa pihak PSSI terkesan lebih mengedepankan urusan pembentukan Timnas dan mengesampingkan persoalan organsasi, La Nyalla dengan tegas mengatakan bahwa hal itu memang disengaja oleh para pihak pengurus PSSI Djohar Arifin sebagai upaya membuat pencitraan seolah-olah pihak KPSI dan ISL telah menghambat pembentukan Timnas yang diharapkan.

"Ya, mereka hanya mengejar apa yang mereka butuhkan saja, tapi mereka tidak mau melihat "kepala" permasalahannya. Joint Committee itu baru mulai bekerja sesuai 'dateline' yang diatur oleh tim investigasi AFC, tapi mereka sudah ingin mengambil keuntungannya lebih dulu."
"Kalau semuanya sudah proporsional dan 'clear' (jelas), tentu kami pun tak akan pernah menghalangi pemain ISL masuk Timnas. Selama itu belum 'clear', jangan dulu PSSI mengajak pemain-pemain ISL untuk masuk Timnas," papar La Nyalla.

Sabtu, 21 Juli 2012

PSSI Terancam Kisruh Lagi

Meski sudah menandatangani akte perdamaian yang dimediasi oleh petinggi Konfederasi Sepakbola Asia di Kuala Lumpur, ketegangan antara dua kubu pengelola sepakbola di Indonesia masih belum juga reda.

Kali ini, mereka berseteru soal pembentukan tim nasional sepakbola Indonesia. Kisruh baru ini diawali rencana PSSI memanggil dua pemain Liga Super, Victor Igbonefo dan Greg Nwokolo, untuk masuk Timnas. Dua pemain Pelita Jaya itu diharapkan bisa menjadi tulang punggung Timnas yang akhir Juli ini, bertarung melawan klub Liga Inggris, Everton, di Stadion Utama Senayan.

Tapi rencana pemanggilan ini ditentang oleh  Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI). Komite ini ngotot tim nasional hanya boleh disusun oleh Komite Bersama –yang beranggotakan perwakilan kedua kubu.   " Konfederasi Sepak Bola Asia  sudah minta agar tim nasional Indonesia langsung ditangani oleh Komite Bersama. Itu salahsatu poin perjanjian perdamaian,” kata Ketua KPSI, La Nyalla Mattalitti, Sabtu, 21 Juli 2012.

Karena itu, La Nyalla melarang semua pemain di klub LSI datang memenuhi panggilan timnas PSSI. "PSSI tidak lagi berhak membentuk timnas, mulai memilih pelatih atau pemainnya karena kewenangan itu ada Komite Bersama," kata La Nyala lagi.
Klaim Nyala ini dibantah kubu PSSI. "Tidak ada kesepakatan itu,”  kata penanggungjawab Timnas,  Bernhard Limbong di kantor PSSI.