Berkaca dari pengalaman musim sebelumnya, di
mana Persela termasuk salah satu dari beberapa kontestan Indonesia Super
League (ISL) yang mengalami masalah penunggakan gaji, manajemen tim
berjuluk Laskar Joko Tingkir tersebut berjanji tak akan mengulangi
kesalahan yang sama untuk musim ini.Menurut ketua umum Persela Lamongan Fadeli,
tertunggaknya gaji pelatih dan pemain musim lalu, lebih dikarenakan
kesalahan manajemen dalam menjalin kesepakatan dengan pihak investor,
yang disebutnya sebagai konsorsium.
“Kami akui, Persela memang
menunggak gaji pemain musim lalu. Tapi, itu sebenarnya bukan kewajiban
manajemen dan pengurus untuk menggantinya. Sebab musim lalu sudah
disepakati, jika semua gaji pelatih dan pemain menjadi tanggungan
konsorsium. Itu memang konsorsiumnya yang kurang ajar, yang tak mau
membayar kewajibannya. Silahkan ditulis saja, memang itu kenyataannya
kok!,” kata Fadeli kepada Indonesia Soccer News
Walau
begitu, manajemen dan pengurus Persela tak lepas tangan. Dari tunggakan
selama tujuh bulan, mereka ikut membantu dengan mengusahakan separuh
tanggungan tersebut.
“Dari tunggakan tujuh bulan, kami sudah
membantu menutup separuhnya,” sambung pria yang juga menjabat sebagai
bupati Lamongan tersebut.
Fadeli menyatakan, dana yang dipakai
untuk menutup separuh dari tunggakan gaji pemain dan pelatih tersebut,
tak sepeser pun berasal dari dana APBD. Dana tersebut didapat, murni
dari kantong pribadi para pengurus, jajaran manajemen, dan para
penggemar sepakbola yang peduli akan nasib Persela.
“Karena itu,
bila tudingan itu diarahkan pada kami, tentu kami sangat keberatan.
Harusnya, tudingan itu diarahkan pada pihak konsorsium, karena dari awal
kami sudah ada perjanjian dengan mereka. Dan mereka sepakat bakal
menanggung seluruh gaji pemain dan pelatih, dengan poin-poin yang sudah
disepakati kedua belah pihak,” tutur Fadeli, tanpa mau membeberkan pihak
konsorsium yang dimaksud.
Nah, belajar dari pengalaman musim
lalu. Kini manajemen dan pengurus tim berjuluk Laskar Joko Tingkir
tersebut, lebih selektif dalam menjalin kerjasama. Mereka tidak ingin,
pengalaman buruk tersebut kembali terulang saat tim Persela menapaki
kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim 2012/13.
“Kemarin
sebelum kompetisi 2012/13 dimulai, sebenarnya ada dua investor yang siap
mendanai Persela. Tapi kami tolak, karena mereka tidak berani
menyediakan dana anggaran di depan. Kalau kami terima, kami khawatir
pengalaman musim lalu bakal terulang lagi pada musim ini. Kan kasihan
pemain dan pelatih, yang sudah mencurahkan segenap kemampuannya kepada
Persela, kalau gajinya sampai tak cair,” terangnya.
Fadeli
mengatakan, pihaknya kini lebih memilih mengelola Persela sendiri
ketimbang memberikan mandat kepada pihak investor yang tidak jelas. Ia
pun menggaris bawahi, jika banyaknya pengurus Persela yang berstatus
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), lantas membuat Persela memakai dana
APBD.
“Jadi jangan dihubungkan dengan banyaknya pengurus Persela
yang PNS, terus kami memakai dana APBD. Itu tidak ada dalam bayangan
kami! Apalagi, kini sudah ada larangan pemakaian dana APBD untuk tim
sepakbola profesional. Mereka masuk sebagai pengurus Persela, murni
karena mereka hobi sepakbola dan mempunyai pengalaman mumpuni dalam hal
mengelola tim sepakbola,” paparnya.
Untuk memutar roda tim dalam
mengikuti kompetisi ISL musim 2012/13, Fadeli mengaku, jika Persela
banyak mengandalkan dana dari pihak sponsorship dan ticketing. Musim
ini, Persela setidaknya telah menggandeng tujuh sponsor, yang siap
mengucurkan dananya.
“Ada tujuh sponsor yang siap menyumbang
Persela musim ini, yakni Diadora, So Nice, Extra Joss, Bank Jatim, KTM
[Kebun Tebu Mas], Sorbice, dan pengelola Wisata Bahari Lamongan [WBL].
Dengan sumbangan dari tiap sponsor bervariasi, namun kisarannya berada
pada rentang Rp500 juta sampai Rp1 miliar, tidak ada yang lebih,”
pungkasnya.
Sementara untuk menutupi kekurangan, Persela Lamongan
bakal mengandalkan dana dari pemasukan ticketing. Termasuk, sumbangan
dari para donatur yang peduli akan sepak-terjang Persela di ISL musim
ini. (gk-43)
Senin, 21 Januari 2013
Persib Tak Gubris Sanksi PSSI versi Djohar
Persib Bandung tidak akan menggubris sanksi PSSI versi Djohar
Arifin Husin kepada para pemain yang tidak memenuhi panggilan Timnas
Indonesia.
Tiga pemain Persib, Atep, M. Ridwan dan I Made Wirawan tidak memenuhi panggilan pemusatan latihan Timnas Indonesia bentukan PSSI versi Djohar, hingga tenggat waktu yang ditentukan, yakni 17 Januari 2013.
PSSI versi Djohar pun menjatuhi mereka dengan hukuman denda 100 juta Rupiah serta sanksi larangan beraktifitas di sepak bola selama enam bulan.
“Saya rasa itu salah kaprah. Hukuman itu sama sekali tidak benar. Para pemain itu tidak tahu apa-apa. Mereka itu dilarang klub masing-masing memperkuat timnas oleh klub mereka,” ujar manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar.
Masalah ini muncul akibat adanya dualisme organisasi. Persib berkompetisi di Liga Super Indonesia (ISL), yang bernaung di bawah PSSI versi La Nyalla Mattalitti. Karena itu, Umuh menegaskan bahwa klub hanya akan mengacu pada kebijakan PSSI versi La Nyalla.
“Kami akan tetap mengizinkan ketiganya main di pertandingan selanjutnya. PSSI sekarang kan ada dua. Kita ini bernaung di bawah ISL. Jadi, kita ikut keputusan PSSI La Nyalla,” ia menambahkan.
“Persib sudah sabar selama ini, mencoba apapun demi kemajuan sepakbola Indonesia. Tapi, jika ada hal seperti ini, kami dari Persib tentu saja marah,” ia menegaskan.
Total ada 22 pemain yang menolak memenuhi panggilan Timnas Indonesia tanpa memberikan keterangan.
Tiga pemain Persib, Atep, M. Ridwan dan I Made Wirawan tidak memenuhi panggilan pemusatan latihan Timnas Indonesia bentukan PSSI versi Djohar, hingga tenggat waktu yang ditentukan, yakni 17 Januari 2013.
PSSI versi Djohar pun menjatuhi mereka dengan hukuman denda 100 juta Rupiah serta sanksi larangan beraktifitas di sepak bola selama enam bulan.
“Saya rasa itu salah kaprah. Hukuman itu sama sekali tidak benar. Para pemain itu tidak tahu apa-apa. Mereka itu dilarang klub masing-masing memperkuat timnas oleh klub mereka,” ujar manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar.
Masalah ini muncul akibat adanya dualisme organisasi. Persib berkompetisi di Liga Super Indonesia (ISL), yang bernaung di bawah PSSI versi La Nyalla Mattalitti. Karena itu, Umuh menegaskan bahwa klub hanya akan mengacu pada kebijakan PSSI versi La Nyalla.
“Kami akan tetap mengizinkan ketiganya main di pertandingan selanjutnya. PSSI sekarang kan ada dua. Kita ini bernaung di bawah ISL. Jadi, kita ikut keputusan PSSI La Nyalla,” ia menambahkan.
“Persib sudah sabar selama ini, mencoba apapun demi kemajuan sepakbola Indonesia. Tapi, jika ada hal seperti ini, kami dari Persib tentu saja marah,” ia menegaskan.
Total ada 22 pemain yang menolak memenuhi panggilan Timnas Indonesia tanpa memberikan keterangan.
Permainan Arema Monoton
Mengejutkan!! Mungkin sebuah kata yang pantas terucap mengingat Arema yang disesaki pemain berlabel bintang dipermalukan oleh Barito Putera sebuah tim yang baru promosi musim ini.
Ya pertandingan kemarin berakhir dengan skor 1-0 untuk keunggulan tuan rumah Barito. Dilihat dari segi permainan pun Barito pantas menang dari Arema sore itu. Bermain didepan pendukungnya Barito tampil ngotot dengan pressing-pressing ketat mulai dari daerah pertahanan lawan. Sejak peluit kick off dibunyikan memang Barito langsung mengambil inisiatif serangan dengan passing-pasing cepat memanfaatkan lebar lapang.
Sementara itu Arema sekali lagi melakukan start buruk dan lambat panas. Dimenit-menit awal Arema tampil kurang greget dengan permainan lambat dan sedikit membosankan. Permainan lambat Arema diawal babak ini dimanfaatkan betul oleh Barito. Tampaknya pelatih Barito, Sholehudin menginstruksikan para pemainnya untuk langsung memburu gol di awal laga dengan menerapkan pressing ketat.
Dan strategi ini ternyata cukup jitu, dimana Barito langsung unggul cepat lewat sebuah serangan dari sayap yang dimanfaatkan oleh coulibaly yang membuat skor berubah 1-0 untuk Barito.
Tertinggal 1-0 membuat Arema lebih menguasasi ball posesion, tapi aliran bola lambat membuat Arema tanpa peluang di 25 menit pertama. Sedangkan Barito tetap pada strateginya dengan pressing ketat dan permain umpan panjang cepat dan akurat. Terbukti strategi Barito ini cukup mampu membuat pertahanan Arema kocar-kacir.
Memasuki menit ke 30 barulah Arema mulai mendapatkan beberapa peluang melalui tendangan Keith Kayamba Gumb yang masih melambung diatas mistar. Kemudian Arema lagi-lagi mendapatkan peluang melalui kaki Beto setelah bekerjasama dengan Gumb. Sayang tendangan Beto juga masih melambung. Peluang terbaik Arema dibabak pertama sebenarnya diperoleh oleh Joko Sasongko dimana tendangan kerasnya dari dalam kotak penalti masih bisa ditepis oleh kiper barito Dian Agus.
Hampir sepanjang babak pertama permainan Arema tidak berkembang dan tampak salah strategi dari apa yang diperlihatkan oleh anak-anak Barito. Peran Hasyim Kipuw tidak terlihat membuat beberapa umpan yang tidak akurat dan sering tertinggal dalam bertahan.
Memasuki babak kedua belum ada pergantian pemain yang dilakukan RD. Hal ini juga diikuti dengan strategi yang juga tidak berubah dari babak pertama. Hasilnya, permainan Arema tampak monoton dan tidak menarik. Para pemain nyaris berdiri statis diposisinya masing-masing. Diawal babak kedua lagi-lagi Barito langsung bermain cepat dengan umpan-umpan akuratnya memanfaatkan lebar lapangan. Pergerakan tanpa bola pemain barito tampak menyulitkan pemain bertahan Arema. Lagi-lagi Barito mampu mengeksplorasi lapangan dan membuat celah dipertahanan Arema.
Hal ini terus berlanjut sampai babak kedua habis. Apa yang dilakukan RD tampak tidak efektif sama sekali. Pergantian pemainpun tak memberi dampak yang signifikan. Satu pergantian pemain yang terbilang berhasil dari Arema mungkin mengganti Hasim Kipuw yang dari babak pertama tidak berkontribusi dengan memasukan Hendro siswanto yang lebih punya visi bermain.
Harus diakui Barito Putra lebih solid sore itu dibandingkan Arema. Pertahanan berlapis, pressing dari daerah lawan, memanfaatkan betul lebar lapangan, mengisi pos-pos kosong, umpan-umpan cepat dan akurat serta pergerakan dinamis para pemain Barito benar-benar merepotkan Arema.
Sumber :Ongisnade net
Ya pertandingan kemarin berakhir dengan skor 1-0 untuk keunggulan tuan rumah Barito. Dilihat dari segi permainan pun Barito pantas menang dari Arema sore itu. Bermain didepan pendukungnya Barito tampil ngotot dengan pressing-pressing ketat mulai dari daerah pertahanan lawan. Sejak peluit kick off dibunyikan memang Barito langsung mengambil inisiatif serangan dengan passing-pasing cepat memanfaatkan lebar lapang.
Sementara itu Arema sekali lagi melakukan start buruk dan lambat panas. Dimenit-menit awal Arema tampil kurang greget dengan permainan lambat dan sedikit membosankan. Permainan lambat Arema diawal babak ini dimanfaatkan betul oleh Barito. Tampaknya pelatih Barito, Sholehudin menginstruksikan para pemainnya untuk langsung memburu gol di awal laga dengan menerapkan pressing ketat.
Dan strategi ini ternyata cukup jitu, dimana Barito langsung unggul cepat lewat sebuah serangan dari sayap yang dimanfaatkan oleh coulibaly yang membuat skor berubah 1-0 untuk Barito.
Tertinggal 1-0 membuat Arema lebih menguasasi ball posesion, tapi aliran bola lambat membuat Arema tanpa peluang di 25 menit pertama. Sedangkan Barito tetap pada strateginya dengan pressing ketat dan permain umpan panjang cepat dan akurat. Terbukti strategi Barito ini cukup mampu membuat pertahanan Arema kocar-kacir.
Memasuki menit ke 30 barulah Arema mulai mendapatkan beberapa peluang melalui tendangan Keith Kayamba Gumb yang masih melambung diatas mistar. Kemudian Arema lagi-lagi mendapatkan peluang melalui kaki Beto setelah bekerjasama dengan Gumb. Sayang tendangan Beto juga masih melambung. Peluang terbaik Arema dibabak pertama sebenarnya diperoleh oleh Joko Sasongko dimana tendangan kerasnya dari dalam kotak penalti masih bisa ditepis oleh kiper barito Dian Agus.
Hampir sepanjang babak pertama permainan Arema tidak berkembang dan tampak salah strategi dari apa yang diperlihatkan oleh anak-anak Barito. Peran Hasyim Kipuw tidak terlihat membuat beberapa umpan yang tidak akurat dan sering tertinggal dalam bertahan.
Memasuki babak kedua belum ada pergantian pemain yang dilakukan RD. Hal ini juga diikuti dengan strategi yang juga tidak berubah dari babak pertama. Hasilnya, permainan Arema tampak monoton dan tidak menarik. Para pemain nyaris berdiri statis diposisinya masing-masing. Diawal babak kedua lagi-lagi Barito langsung bermain cepat dengan umpan-umpan akuratnya memanfaatkan lebar lapangan. Pergerakan tanpa bola pemain barito tampak menyulitkan pemain bertahan Arema. Lagi-lagi Barito mampu mengeksplorasi lapangan dan membuat celah dipertahanan Arema.
Hal ini terus berlanjut sampai babak kedua habis. Apa yang dilakukan RD tampak tidak efektif sama sekali. Pergantian pemainpun tak memberi dampak yang signifikan. Satu pergantian pemain yang terbilang berhasil dari Arema mungkin mengganti Hasim Kipuw yang dari babak pertama tidak berkontribusi dengan memasukan Hendro siswanto yang lebih punya visi bermain.
Harus diakui Barito Putra lebih solid sore itu dibandingkan Arema. Pertahanan berlapis, pressing dari daerah lawan, memanfaatkan betul lebar lapangan, mengisi pos-pos kosong, umpan-umpan cepat dan akurat serta pergerakan dinamis para pemain Barito benar-benar merepotkan Arema.
Sumber :Ongisnade net
Made Wirawan Merasa tak Pernah Diminta Gabung Timnas
Sejumlah pemain yang mendapat hukuman dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menyerahkan keputusan pemberian sanksi kepada
manajemen tim.
Komdis memberikan sanksi berupa hukuman larangan untuk beraktifitas di dalam sepakbola Indonesia (yang berada di bawah yurisdiksi PSSI), selama enam bulan, kedua menghukum para pemain dengan denda senilai 100 juta rupiah yang ditransfer langsung ke rekening PSSI.
Keputusan itu dibuat dalam sidang Komdis yang dilangsungkan di Kantor PSSI, Jakarta, Senin (21/1/2013). Sejumlah 22 pemain mendapatkan hukuman dari komdis. Hukuman diberikan karena pemain tidak memberikan keterangan di dalam memenuhi pemanggilan timnas Pra Piala Asia 2015.
Penjaga gawang Persib Bandung, I Made Wirawan mengatakan, dia kecewa terhadap pemberian sanksi yang diberikan oleh Komdis PSSI. Sebenarnya bukan maksud dia untuk tidak memperkuat timnas, tetapi kewajiban dan keterikatan kontrak di klub yang membuat dia memilih untuk tidak memenuhi panggilan timnas.
“Jujur saja, saya tidak pernah dihubungi secara pribadi ataupun menerima surat secara resmi untuk memperkuat timnas. Kalau surat pemanggilan hanya sampai ke manajemen klub saya tidak tahu,” ujarnya saat dihubungi, Senin (21/1/2013).
“Pemain bukan bukan tidak mau bergabung, tetapi kami memiliki ikatan ke klub. Saya sendiri menunggu izin dari klub untuk memperkuat timnas. Sebagai pemain saya ingin membela timnas,” katanya.
Komdis PSSI memberikan waktu 14 hari setelah jatuhnya putusan kepada para pemain untuk mengadukan banding. Namun menurut I Made Wirawan, mengenai banding yang akan diajukan dia tidak tahu apakah akan mengajukan banding atau tidak.
“Saat ini dia sedang menunggu keputusan klub dan menerima apa yang diputuskan,”katanya.
Sementara, pemain tim Persipura Jayapura, Boaz Solossa mengaku, menyerahkan semua keputusan terkait pemberian hukuman yang diberikan oleh Komdis PSSI kepada manajemen Persipura Jayapura.
“Saya menyerahkan semuanya kepada manajemen Persipura Jayapura,”ujarnya dihubungi terpisah.
manajemen tim.
Komdis memberikan sanksi berupa hukuman larangan untuk beraktifitas di dalam sepakbola Indonesia (yang berada di bawah yurisdiksi PSSI), selama enam bulan, kedua menghukum para pemain dengan denda senilai 100 juta rupiah yang ditransfer langsung ke rekening PSSI.
Keputusan itu dibuat dalam sidang Komdis yang dilangsungkan di Kantor PSSI, Jakarta, Senin (21/1/2013). Sejumlah 22 pemain mendapatkan hukuman dari komdis. Hukuman diberikan karena pemain tidak memberikan keterangan di dalam memenuhi pemanggilan timnas Pra Piala Asia 2015.
Penjaga gawang Persib Bandung, I Made Wirawan mengatakan, dia kecewa terhadap pemberian sanksi yang diberikan oleh Komdis PSSI. Sebenarnya bukan maksud dia untuk tidak memperkuat timnas, tetapi kewajiban dan keterikatan kontrak di klub yang membuat dia memilih untuk tidak memenuhi panggilan timnas.
“Jujur saja, saya tidak pernah dihubungi secara pribadi ataupun menerima surat secara resmi untuk memperkuat timnas. Kalau surat pemanggilan hanya sampai ke manajemen klub saya tidak tahu,” ujarnya saat dihubungi, Senin (21/1/2013).
“Pemain bukan bukan tidak mau bergabung, tetapi kami memiliki ikatan ke klub. Saya sendiri menunggu izin dari klub untuk memperkuat timnas. Sebagai pemain saya ingin membela timnas,” katanya.
Komdis PSSI memberikan waktu 14 hari setelah jatuhnya putusan kepada para pemain untuk mengadukan banding. Namun menurut I Made Wirawan, mengenai banding yang akan diajukan dia tidak tahu apakah akan mengajukan banding atau tidak.
“Saat ini dia sedang menunggu keputusan klub dan menerima apa yang diputuskan,”katanya.
Sementara, pemain tim Persipura Jayapura, Boaz Solossa mengaku, menyerahkan semua keputusan terkait pemberian hukuman yang diberikan oleh Komdis PSSI kepada manajemen Persipura Jayapura.
“Saya menyerahkan semuanya kepada manajemen Persipura Jayapura,”ujarnya dihubungi terpisah.
Sabtu, 05 Januari 2013
AHmad Bustomi Jadi Korban Fitnah
Kisruh PSSI dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk
memperkeruh suasana. Mereka menggunakan pernyataan palsu dengan mencomot
akun jejaring sosial pemain.
Salah satu yang menjadi korban fitnah tersebut adalah gelandang Mitra Kukar, Ahmad Bustomi. Sebuah media online memberitakan bahwa mantan gelandang Arema Indonesia itu mendorong para pemain ISL untuk berontak dan membela Timnas, dengan menuliskan kutipan seolah-olah pernyataan tersebut diungkapkan Bustomi lewat akun Twitter-nya.
“@Bustomi_19: sebarkan “Bepe (Bambang Pamungkas) sampai sekarang tidak pernah disanksi KPSI kenapa pemain ISL lain harus takut bela timnas? lawan KPSI cuma OMDO”
Gelandang Timnas Indonesia di Piala AFF 2010 itu pun memberikan klarifikasinya kepada wartawan.
“Palsu, kalau asli tidak mungkin dong. Twitter-ku aku yang pegang tidak pernah ngetweet masalah balbalan (sepak bola),” kata pemain asli Jombang, Jawa Timur itu lewat pesan singkatnya. “Saya juga heran.”
Mitra Kukar, yang berkompetisi di Liga Super Indonesia (ISL), mengambil sikap di tengah dualisme organisasi antara PSSI kubu Djohar Arifin dan PSSI kubu La Nyalla Mattalitti.
Seperti semua klub ISL yang bernaung di bawah organisasi pimpinan La Nyalla Mattalitti, mereka tidak mau melepas pemainnya untuk membela Timnas hingga Djohar Arifin melepas jabatannya. Alasannya, Djohar sudah mendapat mosi tidak percaya dari mayoritas anggota PSSI.
Anggota PSSI mayoritas ini kemudian menggelar Kongres Luar Biasa yang akhirnya mengangkat La Nyalla sebagai ketua umum baru. Hingga saat ini, kubu La Nyalla terus berjuang mendapatkan legitimasinya, yang masih terganjal di FIFA.
Timnas sendiri saat ini masih dikelola oleh kubu Djohar Arifin Husin.
Salah satu yang menjadi korban fitnah tersebut adalah gelandang Mitra Kukar, Ahmad Bustomi. Sebuah media online memberitakan bahwa mantan gelandang Arema Indonesia itu mendorong para pemain ISL untuk berontak dan membela Timnas, dengan menuliskan kutipan seolah-olah pernyataan tersebut diungkapkan Bustomi lewat akun Twitter-nya.
“@Bustomi_19: sebarkan “Bepe (Bambang Pamungkas) sampai sekarang tidak pernah disanksi KPSI kenapa pemain ISL lain harus takut bela timnas? lawan KPSI cuma OMDO”
Gelandang Timnas Indonesia di Piala AFF 2010 itu pun memberikan klarifikasinya kepada wartawan.
“Palsu, kalau asli tidak mungkin dong. Twitter-ku aku yang pegang tidak pernah ngetweet masalah balbalan (sepak bola),” kata pemain asli Jombang, Jawa Timur itu lewat pesan singkatnya. “Saya juga heran.”
Mitra Kukar, yang berkompetisi di Liga Super Indonesia (ISL), mengambil sikap di tengah dualisme organisasi antara PSSI kubu Djohar Arifin dan PSSI kubu La Nyalla Mattalitti.
Seperti semua klub ISL yang bernaung di bawah organisasi pimpinan La Nyalla Mattalitti, mereka tidak mau melepas pemainnya untuk membela Timnas hingga Djohar Arifin melepas jabatannya. Alasannya, Djohar sudah mendapat mosi tidak percaya dari mayoritas anggota PSSI.
Anggota PSSI mayoritas ini kemudian menggelar Kongres Luar Biasa yang akhirnya mengangkat La Nyalla sebagai ketua umum baru. Hingga saat ini, kubu La Nyalla terus berjuang mendapatkan legitimasinya, yang masih terganjal di FIFA.
Timnas sendiri saat ini masih dikelola oleh kubu Djohar Arifin Husin.
Jumat, 04 Januari 2013
Pembukaan Kompetisi ISL Terancam Batal
Pembukaan kompetisi Liga Super Indonesia (ISL) yang rencanakan digelar
di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabarin, Palembang, Sumatra Selatan, Sabtu
(5/1) malam terancam batal. Hingga siang ini izin penyelegaraan yang
seharusnya dikeluarkan Mabes Polri belum juga didapat panitia
pelaksanaan pembukaan kompetisi ISL.
Kontributor Metro TV Sefti Feriansyah melaporkan dari Palembang, saat ini Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring tampak sepi. Petugas kebersihan dan petugas pemeliharaan rumput hanya bekerja seadaanya.
Rencananya, pembukaan kompetisi ISL akan diisi dengan penampilan grup band Slank. Hingga berita ini ditulis, panggung yang akan digunakan Slank untuk menghibur penonton belum selesai dibangun.
Direktur Teknik Sriwijaya FC Hendri Zainudin mengatakan belum mendapat izin resmi dari Mabes Polri. Rencananya, laga perdana hari ini akan mempertemukan Sriwijaya FC dan Persiba Balikpapan.
Kontributor Metro TV Sefti Feriansyah melaporkan dari Palembang, saat ini Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring tampak sepi. Petugas kebersihan dan petugas pemeliharaan rumput hanya bekerja seadaanya.
Rencananya, pembukaan kompetisi ISL akan diisi dengan penampilan grup band Slank. Hingga berita ini ditulis, panggung yang akan digunakan Slank untuk menghibur penonton belum selesai dibangun.
Direktur Teknik Sriwijaya FC Hendri Zainudin mengatakan belum mendapat izin resmi dari Mabes Polri. Rencananya, laga perdana hari ini akan mempertemukan Sriwijaya FC dan Persiba Balikpapan.
Langganan:
Postingan (Atom)